Ritual dan Upacara Panen Sarang Burung Wallet - Kebumen Direktory

Breaking

BANNER 728X90

8/21/16

Ritual dan Upacara Panen Sarang Burung Wallet

Upacara adat ini diadakan di Desa Karangbolong, kecamatan Buayan, kabupaten Kebumen Jawa Tengah bagian selatan. Upacara ini diadakan pada bulan ke Sembilan di pananggalan atau kalender jawa karena waktu tersebut adalah waktu yang paling tepat untuk panen sarang burung walet.
Menurut kepercayaan sarang burung walet di desa karang bolong itu adalah milik dari nyi roro kidul si penguasa laut kidul. Supaya tidak terkena musibah maka panen sarang burung walet harus dilakukan dengan mengadakan rangkaian ritual adat yang intinya sebagai upacara keselamatan. upacara adat ini di pimpin oleh pak mandor.

Sesaji buat nyi roro kidul disiapkan antara lain ;
1. Kain lurik hijau gadung, udang wulung, selendang, Kasur, dan bantal putih.
2. Makanan sesaji yang di percaya di senangi nyi roro kidul.

Sebagai contoh lain adalah di bibir gua di pantai karang bolong di laksanakan persiapan pagelaran wayang kulit dengan semua perangkat gamelan dan panayagan.
Dalang mulai membaca mantra sebagai pembuka pagelaran. Dia meminta ijin pada sang pencipta penguasa laut kidul termasuk pengikutnya antara lain joko suryo, suryawati, den bagus cemeti, kiai bekel, dan kiai surti, untuk keselamatan acara panen sarang burung walet besok harinya.
Upacara adat ini adalah suatu amanat leluhur. Dahulu kata orang tua kiai surti adalah utusan kerajaan mataram kartasura. Dia ditugasi mencari obat untuk permaisuri yang sedang sakit sampai akhirnya kiai surti tiba di pantai karang bolong.

Kiai surti lalu bertapa sampai akhirnya mendapat wangsit dari dewi suryawati anak buah dari nyi roro kidul. Sang dewi memberikan petunjuk bahwa obat yang dicari itu adalah sarang burung walet yang ada di dalam goa karang bolong.

Sejak peristiwa itu kiai surti akhirnya menikah dengan dewi suryawati secara lahir.
Di pagelaran wayang kulit terdapat peraturan yaitu tokoh di wayang tidak boleh gugur atau mati di medan perang sebab jika di pagelaran itu ada yang mati di yakini akan ada musibah kepada pemetik sarang burung walet.

Puncak upacara di tutup dengan acara syukuran beserta pagelaran tari tayub
Keesokan harinya acara memetik sarang burung walet di percayai akan aman dan selamat sebab sudah mendapat restu dari nyi roro kidul.